Dewi Gayatri

Dewi Gayatri lahir dari keluarga sederhana di Jawa Tengah. Dengan didikan ibu-nya yang menjunjung tinggi adat ketimuran, Dewi Gayarti tumbuh menjadi wanita kalem, telaten, berhati-hati dalam bicara dan bersifat keibuan.

Sejak kecil, bakat indra keenam Dewi Gayatri sudah terbuka secara alami, tanpa melalui latihan atau olah batin khusus. Berkat mata batin yang dimilikinya, dimanapun ia berada, ia bisa merasakan energi metafisik yang melingkupi tempat itu.

 

 

Bahkan dengan kemampuan tersebut, Dewi Gayatri mampu mengenali mana tempat yang baik dan mana tempat yang menurutnya kurang baik secara energi metafisik.

Kendati kemampuan ini telah dimilikinya sejak kecil. Namun kemampuan tersebut “disembunyikan” dari orang lain. Bahkan orang-orang terdekat, teman, dan keluarganya pun tidak pernah ia beritahu mengenai kemampuan istimewa yang dimilikinya ini.

 

Sejarah Nama “Dewi Gayatri”

Seperti halnya julukan atau gelar pada orang-orang tertentu. Misalnya, Raden Sahid dengan gelar “Sunan Kalijaga” yang berarti Wali yang diberi amanah menjaga Kali/Sungai.

Sultan Hasanudin, Raja Gowa, Makasar dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur” karena keperkasaan dan kegigihannya melawan penjajah Belanda.

Salah seorang sahabat Nabi Muhammad, Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi, yang diberi julukan Abu Hurairah (Bapak kucing), karena kecintaannya kepada hewan kucing.

Atau juga, sebutan Fir’aun (pharaoh) yang sebenarnya merupakan gelar untuk setiap sosok yang menjadi Raja Mesir Kuno.

Begitu pula Nama “Dewi Gayatri” sebenarnya adalah nama panggilan atau julukan yang diberikan oleh Guru gaib, kepada gadis cantik yang sejak lahir bernama asli Salamah Arista Apriliani.

Kata “Gayatri” mempunyai arti “tiga kekuatan” sehingga julukan “Dewi Gayatri” mempunyai arti Seorang Dewi yang mempunyai tiga kekuatan/keistimewaan dalam dirinya.

Sedangkan yang dimaksud tiga kekuatan atau keistimewaan yang ada pada Dewi Gayatri adalah:

  1. Kemampuan melihat, memahami, dan merasakan energi gaib yang ada pada diri seseorang ataupun pada suatu tempat.
  2. Kemampuan mengubah, menyalurkan, memproses, dan mengunci energi metafisik dari alam semesta untuk dijadikan sarana menolong sesama.
  3. Kemampuan memprogram energi positif dari alam semesta agar berfungsi secara lebih spesifik, misalnya untuk kecantikan, ketampanan, penyembuhan penyakit, terapi psikologis, , kesuksesan karir, kesuksesan bisnis, dan lain lainnya.

 

 

Pengalaman Spiritual Dewi Gayatri

Sedari kecil Dewi Gayatri telah terbiasa dengan fenomena gaib yang terjadi di sekitarnya. Bahkan ia pun kerap berkomunikasi dengan makhluk gaib yang hadir di sekitar tempat tinggalnya.

Saat usia 15 tahun, Dewi Gayatri mengalami fenomena meraga sukma (clairvoyance). Kala itu ia didatangi sosok berjubah putih dan diajak menuju suatu tempat yang tidak biasa.

Dewi Gayatri diajak ke sebuah taman yang sangat indah. Di mana di taman tersebut suasananya begitu damai. Udaranya begitu sejuk.

Terdapat rerumputan hijau nan indah, dan ada sungai kecil yang di dalamnya mengalir air yang begitu jernih. Di bawah pohon yang rindang, Ia diminta duduk bersila dengan posisi meditasi. Lantas sosok berjubah putih meletakkan tangannya di atas kepala Dewi Gayatri. Dari tangan sosok tersebut muncul cahaya putih yang seolah menembus dari kepala Dewi Gayatri.

Sosok guru gaib tersebut lantas berkata kepadanya kurang lebih seperti berikut:

 “Anakku, yang Aku masukkan ke dalam dirimu adalah energi murni dari alam semesta. Mulai sekarang, dengan kemampuan baru ini kamu bisa membantu orang lain. Jaga dan manfaatkanlah kemampuanmu dengan sebaik-baiknya. Besok lakukanlah meditasi dan temui Aku lagi di sini” Sosok berjubah putih itu pun menghilang.

Setelah mendapatkan wejangan tersebut, Dewi Gayatri melakukan meditasi dan meraga sukma untuk menemui guru gaibnya. Dan itu dilakukannya setiap malam, berlangsung selama 7 malam berturut-turut.

Setiap kali bertemu sosok tersebut, ia selalu dipanggil dengan nama “Dewi Gayatri”.

Setelah mendapatkan “ilmu” dari guru gaibnya, seketika Dewi Gayatri mendapatkan pemahaman mengenai ilmu penyembuhan dan olah energi alam semesta.

Meski demikian, dia hanya menyimpan pengalaman tersebut hanya untuk dirinya sendiri. Dewi Gayatri sadar bila dia menceritakan pengalaman aneh itu, bukan tidak mungkin bila dirinya dianggap mengada-ada dan mengarang cerita. Namun ternyata waktulah yang menunjukkan bakat istimewa yang ada pada Dewi Gayatri.

Setiap kali ia bertemu dengan orang yang sakit, Dewi Gayatri memahami pada tubuh si penderita, terdapat titik tertentu yang mengalami kerusakan. Titik kerusakan tersebut tidak bisa dilihat oleh orang awam, karena letaknya jauh di dalam tubuh energi seseorang. Dengan mengetahui titik kerusakan tersebut, Dewi Gayatri tahu apa yang dilakukan untuk membantu memperbaiki bagian / organ yang sakit pada si penderita.

 

 

PRAKTEK SECARA PROFESIONAL

Sebelumnya, sekalipun belum pernah terlintas di benak Dewi Gayatri untuk membuka praktek secara profesional. Hingga pada akhirnya, Dewi Gayatri memutuskan untuk terjun secara total menjalani profesinya sebagai pakar Metafisika.

Atas pertimbangan banyaknya keinginan klien agar Dewi Gayatri membuka layanan secara profesional.

 

Menurut Dewi Gayatri, keputusan tersebut adalah bagian dari dorongan nuraninya untuk menjalani peran yang ditakdirkan oleh Tuhan. Menjadi seorang pakar metafisika, itu artinya Dewi Gayatri menjadi konsultan yang siap membantu menyelesaikan masalah orang lain.

 

Dalam pandangan Dewi Gayatri, apapun jika dikelola dengan baik maka hasilnya akan baik pula. Itulah kenapa Dewi Gayatri memilih bergabung dengan Pusat Metafisika Asia (PMA) yang menaungi para pakar yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa di berbagai bidang.

Dengan praktek profesional yang dikelola oleh PMA, Dewi Gayatri bisa menjangkau banyak klien. Serta membantu kliennya dengan lebih profesional dan dengan mutu pelayanan yang lebih baik.